BAB 3 KINEMATIKA I : PERUMUSAN UMUM
Bagian ilmu fisika yang
mempelajari gerak benda dan pengaruh lingkungan terhadap gerak benda disebut
mekanika. Bagian dari mekanika yang mempelajari gerak benda tanpa memperdulikan
penyebab gerak atau bagaimana lingkungan mempengaruhi gerak tersebut disebut
kinematika. Bagian yang mempelajari bagaimana pengaruh lingkungan terhadap
gerak disebut dinamika.
3.1 KINEMATIKA PARTIKEL
(BENDA TITIK)
Yang dimaksud dengan benda titik atau partikel adalah benda yang ukurannya
dapat diabaikan terhadap skala ukuran lain yang terlihat dalam pembahasan.
Misalnya, dalam meninjau gerak benda langit, bumi dapat dianggap sebagai benda
titik karena ukurannya jauh lebih kecil daripada ukuran orbitnya. Gerak benda
yang bukan titik dapat pula dipandang sebagai gerak benda titik asalkan benda
secara keseluruhan hanya bergerak translasi saja. Setiap titik pada benda akan
mengalami pergerakan yang serupa, karena itu gerak benda secara keseluruhan
dapat diwakili oleh gerak salah satu titiknya saja.
3.2
POSISI DAN PERPINDAHAN
Letak sebuah partikel P dalam ruang dinyatakan oleh vektor posisi yang ditarik dari
suatu titik acuan O ke partikel tersebut (gambar 3.1 a). Bila di titik acuan I
kita buatkan sebuah sistem koordinat (xyz), maka vektor posisi ini dapat
dituliskan dalam komponen-komponennya,
(3-1a)
Komponen vektor posisi sering disebut sebagai koordinat
2
z
z
P
P 1
0 y 0 y
x
(a) (b)
x
Gambar 3.1
Posisi dan perpindahan
Bila pertikel bergerak, posisinya berubah terus terhadap waktu. Jadi
partikel yang bergerak memiliki vektor posisi yang merupakan fungsi waktu,
demikian juga komponen-komponennya.
(3-1b)
Misalkan pada
saat t1 partikel berada di titik 1 dengan vektor posisi , dan pada saat t2 di titik 2 dengan vektor posisi
. Perpindahan partikel dalam selang waktu ini dinyatakan
dengan sebuah vektor dari titik 1 ke titik
2 (Gambar 3.1b). Vektor ini disebut vektor perpindahan atau displacement.
Dari gambar, dengan aljabar vektor, dapat ditulis :
=
Vektor
perpindahan ini tidak menceritakan gerak benda sesungguhnya; vektor ini hanya
menyatakan hasil akhir perpindahan benda secara keseluruhan.
3.3 KECEPATAN RATA-RATA DAN KECEPATAN SESAAT
Vektor
perpindahan juga tidak menceritakan berapa cepat benda berpindah dari
titik 1 ke titik 2. Untuk melihat kecepatan berpindahnya benda, kita harus
membandingkan vektor perpindahan dengan selang waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh perpindahan tersebut. Hasil perbandingan ini disebut kecepatan
rata-rata () atau ,
(3-3a)
Atau dalam
komponen
= (3-3b)
Kecepatan ini
disebut kecepatan rata-rata karena tidak menggambarkan kecepatan benda yang
sesungguhnya, melainkan hanya kecepatan rata-rata selama selang waktu tersebut.
Perlu
diperhatikan bahwa kecepatan rata-rata adalah besaran vektor, karena
perpindahan adalah vektor. Benda
yang beranjak dari sebuah titik dan setelah beberapa saat akhirnya kembali ke
titik semula memiliki vektor perpindahan sama dengan nol, jadi juga kecepatan
rata-ratanya sama dengan nol.
Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih rinci mengenai gerak benda, kita harus meninjaunya dalam
selang yang lebih kecil. Makin kecil selang ditinjau, makin teliti gambaran
yang diperoleh. Dalam gambar 3.2a tampak bahwa bila selang waktu pengamatan
dibuat kecil-kecil, maka kumpulan vektor perpindahan mendekati lintasan benda
yang sesungguhnya.
2 2
z z
y y
x x
lintasan (a) (b)
sesungguhnya
Gambar 3.2. (a) Peninjauan dalam selang yang kecil-kecil memberikan
gambaran yang
lebih teliti,
(b) Dalam limit menuju nol, titik 2
mendekati titik 1 dan
vektor mendekati vektor
singgung di titik 1.
Untuk selang waktu yang sangat kecil (→ 0) maka vektor perpindahan mendekati garis
singgung lintasan seperti ditunjukkan dalam gambar 3.2b. Panjang vektor menjadi sangat kecil,
tetapi perbandingan / belum tentu kecil.
Perbandingan ini menyatakan kecepatan rata-rata di suatu daerah kecil di
sekitar titik 1. Dalam limit menuju nol, kecepatan
rata-rata ini praktis menjadi kecepatan sesaat di titik 1 dan arahnya
menyinggung kurva lintasan. Karena itu didefinisikanlah kecepatan sesaat di sebuah titik
sebagai :
(3-4)
Dalam pengertian matematik, ruas kanan tidak lain daripada turunan fungsi terhadap waktu dan dapat dituliskan sebagai :
(3-5)
Kecepatan sesaat ini benar-benar menunjukkan keadaan
gerak di sebuah titik (sifat lokal), bukan lagi rata-rata dalam suatu selang
(sifat global). Karena vektor posisi merupakan fungsi waktu, , maka pada umumnya kecepatan sesaat juga merupakan fungsi
waktu, dan tentu saja merupakan vektor juga. Untuk selanjutnya
kecepatan sesaat hanya akan disebut kecepatan
(velocity) saja.
Besar atau panjang kecepatan (sesaat) disebut laju
(speed). Menurut teori vektor
(3-6)
Perlu ditekankan di sini bahwa laju tidaklah sama
dengan kecepatan. Kecepatan adalah besaran vektor, jadi mempunyai besar dan
arah, sedangkan laju adalah besaran skalar, tidak mempunyai arah.
Satu besaran lain yang sering dipakai adalah laju rata-rata <v>.
Besaran ini bukan besar kecepatan rata-rata, melainkan didefinisikan sebagai :
(3-7)
Jadi sebuah benda yang bergerak melingkar satu putaran penuh dengan
jari-jari R dalam waktu T memiliki laju rata-rata , sedangkan kecepatan rata-ratanya sama dengan nol.
Satuan untuk kecepatan rata-rata, kecepatan sesaat dan laju adalah
panjang/waktu, yaitu ms-1
3.4. PERCEPATAN RATA-RATA DAN PERCEPATAN SESAAT
Benda yang bergerak dengan kecepatan berubah disebut mengalami percepatan,
lepas dari pengertian apakah geraknya bertambah cepat atau bertambah lambat.
Karena kecepatan besaran vektor, maka perubahan kecepatan dapat menyangkut
perubahan besar kecepatan (laju), perubahan arah kecepatan, ataupun
kedua-duanya.
Percepatan adalah ukuran cepat-lambatnya perubahan kecepatan. Seperti
halnya kecepatan, kita dapat mendefinisikan percepatan rata-rata atau sebagai perbandingan
antara perubahan vektor kecepatan terhadap selang waktu yang dipakai untuk
perubahan tersebut,
(3-8)
Percepatan sesaat di suatu titik, , didefinisikan sebagai limit percepatan rata-rata untuk
selang waktu yang sangat kecil, , yaitu
(3-9)
Satuan untuk percepatan adalah satuan kecepatan/waktu yaitu ms-2.
3.4
HUBUNGAN UMUM ANTARA POSISI, KECEPATAN DAN
PERCEPATAN
Untuk memudahkan pemakaiannya, secara umum hasil pembahasan di atas dapat
kita rangkumkan sebagai berikut :
Posisi :
Kecepatan :
Percepatan : (3-10)
Atau secara ringkas
; (3-11)
Kecepatan rata-rata dalam selang t1≤ t
≤ t2 dapat diperoleh dengan menghitung perpindahan dari posisi pada
t1, , ke posisi pada t2, , dan kemudian membaginya dengan selang waktu yang dipakai, ,
(3-12)
Serupa juga untuk percepatan rata-rata,
(3-13)
Sebaliknya, jika diberikan percepatan sebagai
fungsi waktu kita dapat memperoleh posisi dan kecepatan benda setiap saat,
asalkan posisi dan kecepatan awal diberikan, dengan cara mengintegrasikan
hubungan-hubungan di atas.
(3-14)
Atau dalam komponen,
; ;
; ; (3-15)
; ;
3.5 BEBERAPA CONTOH PEMAKAIAN
z Contoh 3.1 :
Posisi sebuah benda yang bergerak helix
(spiral)
diberikan oleh
meter
a.
Tentukan posisi benda pada saat t=0 dan t=1/3 s.
b.
Tentukan kecepatan benda pada t=0 dan t=1/3 s.
c.
Tentukan percepatan benda pada t=0 dan t=1/3 s.
x Gambar 3.3
Jawab :
a. meter
benda berada pada sumbu x pada saat t = 0
Pada t = 1/3 s :
meter
b. Kecepatan
benda setiap saat :
m/s
Jadi
m/s
m/s2
Contoh 3.2. :
Sebuah benda
bergerak dari titik (0,1,0) dengan kecepatan m/s
- Tentukan posisi benda setelah 2 detik
- Tentukan kecepatan rata-rata benda
dalam selang [0,2] s
Jawab :
a.
Jadi posisi benda pada t = 2 s adalah m
b. m/s
Contoh 3.3. :
Sebuah benda
bergerak dari A ke B dengan laju tetap 6 m/s, lalu kembali dari B ke A dengan
laju tetap 12 m/s melalui jalan yang sama. Tentukanlah laju rata-rata benda.
Jawab :
Waktu yang dibutuhkan
dari A ke B : tAB = , dan waktu yang dibutuhkan dari B ke A
T= = Jadi laju rata-ratanya
adalah :
m/s
Contoh 3.4 :
Percepatan sebuah
partikel adalah ms-2. Pada
t = 0 detik diketahui bahwa kecepatan partikel adalah ms-1 dan
posisinya berada di pusat koordinat,
m.
Tentukanlah :
- Kecepatan dan posisinya sebagai fungsi
waktu;
- Bentuk dan persamaan lintasan
partikel;
- Bila sumbu y menyatakan ketinggian,
berapakah tinggi maksimum yang dicapai benda?
- Pada jarak berapa, dihitung dari
pusat, ketinggian partikel kembali nol ?
Jawab :
a.
m/s
Jadi m/s
m
b. Bentuk
lintasan benda dapat diperoleh dengan mengeliminasi t untuk mendapatkan
hubungan antara y dan x.
x
= 30 t t = x/30
Persamaan ini adalah persamaan
parabola.
y
BAB 3 KINEMATIKA I : PERUMUSAN UMUM
Bagian ilmu fisika yang
mempelajari gerak benda dan pengaruh lingkungan terhadap gerak benda disebut
mekanika. Bagian dari mekanika yang mempelajari gerak benda tanpa memperdulikan
penyebab gerak atau bagaimana lingkungan mempengaruhi gerak tersebut disebut
kinematika. Bagian yang mempelajari bagaimana pengaruh lingkungan terhadap
gerak disebut dinamika.
3.1 KINEMATIKA PARTIKEL
(BENDA TITIK)
Yang dimaksud dengan benda titik atau partikel adalah benda yang ukurannya
dapat diabaikan terhadap skala ukuran lain yang terlihat dalam pembahasan.
Misalnya, dalam meninjau gerak benda langit, bumi dapat dianggap sebagai benda
titik karena ukurannya jauh lebih kecil daripada ukuran orbitnya. Gerak benda
yang bukan titik dapat pula dipandang sebagai gerak benda titik asalkan benda
secara keseluruhan hanya bergerak translasi saja. Setiap titik pada benda akan
mengalami pergerakan yang serupa, karena itu gerak benda secara keseluruhan
dapat diwakili oleh gerak salah satu titiknya saja.
3.2
POSISI DAN PERPINDAHAN
Letak sebuah partikel P dalam ruang dinyatakan oleh vektor posisi yang ditarik dari
suatu titik acuan O ke partikel tersebut (gambar 3.1 a). Bila di titik acuan I
kita buatkan sebuah sistem koordinat (xyz), maka vektor posisi ini dapat
dituliskan dalam komponen-komponennya,
(3-1a)
Komponen vektor posisi sering disebut sebagai koordinat
2
z
z
P
P 1
0 y 0 y
x
(a) (b)
x
Gambar 3.1
Posisi dan perpindahan
Bila pertikel bergerak, posisinya berubah terus terhadap waktu. Jadi
partikel yang bergerak memiliki vektor posisi yang merupakan fungsi waktu,
demikian juga komponen-komponennya.
(3-1b)
Misalkan pada
saat t1 partikel berada di titik 1 dengan vektor posisi , dan pada saat t2 di titik 2 dengan vektor posisi
. Perpindahan partikel dalam selang waktu ini dinyatakan
dengan sebuah vektor dari titik 1 ke titik
2 (Gambar 3.1b). Vektor ini disebut vektor perpindahan atau displacement.
Dari gambar, dengan aljabar vektor, dapat ditulis :
=
Vektor
perpindahan ini tidak menceritakan gerak benda sesungguhnya; vektor ini hanya
menyatakan hasil akhir perpindahan benda secara keseluruhan.
3.3 KECEPATAN RATA-RATA DAN KECEPATAN SESAAT
Vektor
perpindahan juga tidak menceritakan berapa cepat benda berpindah dari
titik 1 ke titik 2. Untuk melihat kecepatan berpindahnya benda, kita harus
membandingkan vektor perpindahan dengan selang waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh perpindahan tersebut. Hasil perbandingan ini disebut kecepatan
rata-rata () atau ,
(3-3a)
Atau dalam
komponen
= (3-3b)
Kecepatan ini
disebut kecepatan rata-rata karena tidak menggambarkan kecepatan benda yang
sesungguhnya, melainkan hanya kecepatan rata-rata selama selang waktu tersebut.
Perlu
diperhatikan bahwa kecepatan rata-rata adalah besaran vektor, karena
perpindahan adalah vektor. Benda
yang beranjak dari sebuah titik dan setelah beberapa saat akhirnya kembali ke
titik semula memiliki vektor perpindahan sama dengan nol, jadi juga kecepatan
rata-ratanya sama dengan nol.
Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih rinci mengenai gerak benda, kita harus meninjaunya dalam
selang yang lebih kecil. Makin kecil selang ditinjau, makin teliti gambaran
yang diperoleh. Dalam gambar 3.2a tampak bahwa bila selang waktu pengamatan
dibuat kecil-kecil, maka kumpulan vektor perpindahan mendekati lintasan benda
yang sesungguhnya.
2 2
z z
y y
x x
lintasan (a) (b)
sesungguhnya
Gambar 3.2. (a) Peninjauan dalam selang yang kecil-kecil memberikan
gambaran yang
lebih teliti,
(b) Dalam limit menuju nol, titik 2
mendekati titik 1 dan
vektor mendekati vektor
singgung di titik 1.
Untuk selang waktu yang sangat kecil (→ 0) maka vektor perpindahan mendekati garis
singgung lintasan seperti ditunjukkan dalam gambar 3.2b. Panjang vektor menjadi sangat kecil,
tetapi perbandingan / belum tentu kecil.
Perbandingan ini menyatakan kecepatan rata-rata di suatu daerah kecil di
sekitar titik 1. Dalam limit menuju nol, kecepatan
rata-rata ini praktis menjadi kecepatan sesaat di titik 1 dan arahnya
menyinggung kurva lintasan. Karena itu didefinisikanlah kecepatan sesaat di sebuah titik
sebagai :
(3-4)
Dalam pengertian matematik, ruas kanan tidak lain daripada turunan fungsi terhadap waktu dan dapat dituliskan sebagai :
(3-5)
Kecepatan sesaat ini benar-benar menunjukkan keadaan
gerak di sebuah titik (sifat lokal), bukan lagi rata-rata dalam suatu selang
(sifat global). Karena vektor posisi merupakan fungsi waktu, , maka pada umumnya kecepatan sesaat juga merupakan fungsi
waktu, dan tentu saja merupakan vektor juga. Untuk selanjutnya
kecepatan sesaat hanya akan disebut kecepatan
(velocity) saja.
Besar atau panjang kecepatan (sesaat) disebut laju
(speed). Menurut teori vektor
(3-6)
Perlu ditekankan di sini bahwa laju tidaklah sama
dengan kecepatan. Kecepatan adalah besaran vektor, jadi mempunyai besar dan
arah, sedangkan laju adalah besaran skalar, tidak mempunyai arah.
Satu besaran lain yang sering dipakai adalah laju rata-rata <v>.
Besaran ini bukan besar kecepatan rata-rata, melainkan didefinisikan sebagai :
(3-7)
Jadi sebuah benda yang bergerak melingkar satu putaran penuh dengan
jari-jari R dalam waktu T memiliki laju rata-rata , sedangkan kecepatan rata-ratanya sama dengan nol.
Satuan untuk kecepatan rata-rata, kecepatan sesaat dan laju adalah
panjang/waktu, yaitu ms-1
3.4. PERCEPATAN RATA-RATA DAN PERCEPATAN SESAAT
Benda yang bergerak dengan kecepatan berubah disebut mengalami percepatan,
lepas dari pengertian apakah geraknya bertambah cepat atau bertambah lambat.
Karena kecepatan besaran vektor, maka perubahan kecepatan dapat menyangkut
perubahan besar kecepatan (laju), perubahan arah kecepatan, ataupun
kedua-duanya.
Percepatan adalah ukuran cepat-lambatnya perubahan kecepatan. Seperti
halnya kecepatan, kita dapat mendefinisikan percepatan rata-rata atau sebagai perbandingan
antara perubahan vektor kecepatan terhadap selang waktu yang dipakai untuk
perubahan tersebut,
(3-8)
Percepatan sesaat di suatu titik, , didefinisikan sebagai limit percepatan rata-rata untuk
selang waktu yang sangat kecil, , yaitu
(3-9)
Satuan untuk percepatan adalah satuan kecepatan/waktu yaitu ms-2.
3.4
HUBUNGAN UMUM ANTARA POSISI, KECEPATAN DAN
PERCEPATAN
Untuk memudahkan pemakaiannya, secara umum hasil pembahasan di atas dapat
kita rangkumkan sebagai berikut :
Posisi :
Kecepatan :
Percepatan : (3-10)
Atau secara ringkas
; (3-11)
Kecepatan rata-rata dalam selang t1≤ t
≤ t2 dapat diperoleh dengan menghitung perpindahan dari posisi pada
t1, , ke posisi pada t2, , dan kemudian membaginya dengan selang waktu yang dipakai, ,
(3-12)
Serupa juga untuk percepatan rata-rata,
(3-13)
Sebaliknya, jika diberikan percepatan sebagai
fungsi waktu kita dapat memperoleh posisi dan kecepatan benda setiap saat,
asalkan posisi dan kecepatan awal diberikan, dengan cara mengintegrasikan
hubungan-hubungan di atas.
(3-14)
Atau dalam komponen,
; ;
; ; (3-15)
; ;
3.5 BEBERAPA CONTOH PEMAKAIAN
z Contoh 3.1 :
Posisi sebuah benda yang bergerak helix
(spiral)
diberikan oleh
meter
a.
Tentukan posisi benda pada saat t=0 dan t=1/3 s.
b.
Tentukan kecepatan benda pada t=0 dan t=1/3 s.
c.
Tentukan percepatan benda pada t=0 dan t=1/3 s.
x Gambar 3.3
Jawab :
a. meter
benda berada pada sumbu x pada saat t = 0
Pada t = 1/3 s :
meter
b. Kecepatan
benda setiap saat :
m/s
Jadi
m/s
m/s2
Contoh 3.2. :
Sebuah benda
bergerak dari titik (0,1,0) dengan kecepatan m/s
- Tentukan posisi benda setelah 2 detik
- Tentukan kecepatan rata-rata benda
dalam selang [0,2] s
Jawab :
a.
Jadi posisi benda pada t = 2 s adalah m
b. m/s
Contoh 3.3. :
Sebuah benda
bergerak dari A ke B dengan laju tetap 6 m/s, lalu kembali dari B ke A dengan
laju tetap 12 m/s melalui jalan yang sama. Tentukanlah laju rata-rata benda.
Jawab :
Waktu yang dibutuhkan
dari A ke B : tAB = , dan waktu yang dibutuhkan dari B ke A
T= = Jadi laju rata-ratanya
adalah :
m/s
Contoh 3.4 :
Percepatan sebuah
partikel adalah ms-2. Pada
t = 0 detik diketahui bahwa kecepatan partikel adalah ms-1 dan
posisinya berada di pusat koordinat,
m.
Tentukanlah :
- Kecepatan dan posisinya sebagai fungsi
waktu;
- Bentuk dan persamaan lintasan
partikel;
- Bila sumbu y menyatakan ketinggian,
berapakah tinggi maksimum yang dicapai benda?
- Pada jarak berapa, dihitung dari
pusat, ketinggian partikel kembali nol ?
Jawab :
a.
m/s
Jadi m/s
m
b. Bentuk
lintasan benda dapat diperoleh dengan mengeliminasi t untuk mendapatkan
hubungan antara y dan x.
x
= 30 t t = x/30
Persamaan ini adalah persamaan
parabola.
y
vy=40 m/s y max
x
vx
= 30 m/s
- Pada ketinggian maksimum, kecepatan
partikel berarah horisontal.
Jadi vy = 0 = 40-10t atau t=4s.
Ketinggian pada saat ini adalah
y(4)
= 40(4) – 5 (4)2 = 80 m
- Ketika ketinggian partikel kembali ke
nol, y (t) = 0
Maka 40t – 5t2 = 0
5t (8-t) = 0 t = 8 s
Jarak dari titik awal adalah
x
= 30 t = 30 (8) = 240 m
vy=40 m/s y max
x
vx
= 30 m/s
- Pada ketinggian maksimum, kecepatan
partikel berarah horisontal.
Jadi vy = 0 = 40-10t atau t=4s.
Ketinggian pada saat ini adalah
y(4)
= 40(4) – 5 (4)2 = 80 m
- Ketika ketinggian partikel kembali ke
nol, y (t) = 0
Maka 40t – 5t2 = 0
5t (8-t) = 0 t = 8 s
Jarak dari titik awal adalah
x
= 30 t = 30 (8) = 240 m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar