Jumat, 16 November 2012

?

BAB I
PENDAHULUAN

Ada dua cabang ilmu dasar yang mempelajari alam semesta, yaitu astronomi dan kosmologi. Astronomi mempelajari benda-benda angkasa di luar Bumi dan merupakan salah satu ilmu tertua dalam peradaban manusia. Kosmologi kemudian lahir sebagai ilmu yang
mempelajari asal – muasal, komposisi, dan perkembangan alam semesta.

Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil, dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.

Big Bang ( Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar ) dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini kemudian yang kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid atau meteor, energi, dan partikel lainnya dialam semesta ini.


Para ilmuwan juga percaya bahwa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan  kerapatan yang jauh lebih tinggi.



1.2 Tujuan
a.       Menjelaskan teori-teori tentang terbentuknya alam semesta.
b.      Menjelaskan bukti alam semesta sedang berekspansi.
c.       Menjelaskan tentang teori ledakakan besar.
d.      Menjelaskan sejarah awal alam semesta.

1.3 Masalah

a. Perbedaan  mengenai teori – teori tentang terbentuknya alam semesta.
b. Bagaimana bukti alam semesta sedang berekspansi.
c. Menjelaskan teori big bag dan sejarah alam semesta.





BAB II
PEMBAHASAN
TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA

Ada banyak hipotesis tentang asal usul tata surya telah dikemukakan para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut ini :


1.      Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis nebula Kant-Laplace. Pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Unsur gas sebagian besar berupa hidrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam.

2.      Hipotesis Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.

3.      Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.

4.      Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar.
membentuk cakram raksasa.

5.      Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.

6.      Hipotesis Big Bang 
Big Bang merupakan salah satu teori tentang awal pembentukan jagat raya. Teori ini menyatakan bahwa jagat raya dimulai dari satu ledakan besar dari materi yang densitasnya luar biasa besar. Impilikasinya jagat raya punya awal dan akhir. Teori ini terus-menerus dibuktikan kebenarannya melalui sejumlah penemuan, dan diterima oleh sebagian besar astrofisikawan masa kini.

Para ilmuwan telah lama mempelajari dan menganalisa kemungkinan – kemungkinan yang dapat menjelaskan proses terciptanya alam semesta, namun sesungguhnya hal – hal tersebut adalah masih bersifat spekulasi saja.
            Menurut batasan Fisika, dalam penciptaan bumi dan benda langit (planet) terdapat beberapa teori yaitu :
1.     THE BIG BANG (Edwin Hubble)
            Hubble membuat pengamatan bahwa alam semesta memiliki kecenderungan untuk terus berkembang. Ia menemukan bahwa kecepatan galaksi sebanding dengan jaraknya. Galaksi yang dua kali lebih jauh dari kita bergerak dua kali lebih cepat. Konsekuensi lain adalah bahwa alam semesta mengembang ke segala arah. Pengamatan ini berarti bahwa ia telah mengamati setiap galaksi dan menilai jumlah waktu yang sama untuk berpindah dari posisi awal umum hingga posisi saat ini. Sama seperti Big Bang disediakan untuk dasar alam semesta, pengamatan Hubbles disediakan untuk pondasi teori Big Bang. 
         
            Alam semesta terus berkembang dengan demikian, telah ada lebih jarak antara cluster galaksi. Fenomena galaksi bergerak lebih jauh dari satu sama lain dikenal sebagai Pergeseran merah. Panjang cahaya dari galaksi jauh yang mendekati bumi menunjukkan peningkatan ruang antara bumi dan galaksi, yang mengarah ke panjang gelombang yang sedang diregangkan.
            Selain pemahaman dari kecepatan galaksi yang berasal dari satu titik, ada bukti lebih lanjut bagi Big Bang. Pada tahun 1964, dua astronom, Arno Penzias dan Robert Wilson, dalam upaya untuk mendeteksi gelombang mikro dari luar angkasa, tidak sengaja menemukan suara yang berasal dari luar angkasa. Suara tampaknya tidak berasal dari satu lokasi tetapi sebaliknya, datang dari segala arah sekaligus. Ini menjadi jelas bahwa apa yang mereka dengar adalah radiasi dari titik terjauh alam semesta yang telah tertinggal dari Big Bang.
2.     TEORI HARTLE DAN HAWKING
            Teori baru Hartle dan Hawking menyatakan bahwa alam semesta seperti partikel kuantum. Mereka menciptakan sebuah fungsi gelombang yang menggambarkan kemungkinan seluruh alam semesta. Fungsi gelombang diasumsikan memiliki nilai besar untuk alam semesta sendiri, dan kecil, bukan nilai nol untuk jumlah tak terbatas lainnya yang mungkin, yaitu alam semesta paralel. Alam semesta lainnya diharapkan memiliki konstanta fisik yang berbeda dari alam semesta kita dan diyakini tanpa kehidupan. 


Seperti yang terlihat pada gambar di atas, kemungkinan besar alam semesta kita memiliki nilai terbesar fungsi gelombang. Kami dapat ada di alam semesta kita karena
yang paling mungkin dan kemungkinan besar ada.
Masalah dengan teori Hartle dan Hawking adalah bahwa diperkirakan bahwa alam semesta sifatnya  "tertutup". Dapat dianalogikan alam semesta yang tertutup menjadi permukaan sebuah balon pompa. Objek seperti galaksi pada permukaan balon akan bergerak jauh dalam satu arah bila balon mengembang, dan akhirnya berakhir di posisi awal mereka. Selain itu, konsep alam semesta tertutup menyiratkan bahwa alam semesta suatu hari akan berhenti berkembang, dan runtuh di bawah gaya gravitasi sendiri.
3.     TEORI INFLASI ALAM SEMESTA TERBUKA
            Pada tahun 1995, fisikawan bernama Neil Turok bekerja sama dengan Martin Bucher dan Alfred Goldhaber menciptakan sebuah teori inflasi alam semesta terbuka.: Turok menjelaskan teori dengan cara ini:  “Proses ini sedikit seperti pembentukan gelembung dalam panci air mendidih ... interior ini kecil  gelembung berhasil mengubah dirinya menjadi terbuka tak terbatas  alam semesta. Bayangkan gelembung terbentuk dan berkembang di kecepatan cahaya, sehingga menjadi sangat besar, sangat cepat. Sekarang lihat ke dalam gelembung. Hal aneh adalah bahwa dalam suatu ruang, gelembung dan waktu terjerat sedemikian rupa sehingga apa yang kita sebut hari ini  alam semesta benar-benar akan mencakup seluruh masa depan dari gelembung. Tetapi karena gelembung dapat tak berhingga besarnya  di masa depan, ukuran ''s semesta hari ini' sebenarnya terbatas.

4.     TEORI INSTANTON TUROK - HAWKING
            Inflasi alam semesta terbentuk dari partikel sangat kecil yang disebut "instanton." instanton ini dipopulerkan dengan julukan "kacang polong." Sebuah instanton adalah semacam partikel teori yang dikembangkan dalam fisika yang merupakan "twist dalam masalah dan ruang-waktu.  instanton secara otomatis mati dengan sendirinya menjadi sebuah alam semesta, terbuka inflasi.
            Untuk menjelaskan konsep alam semesta Hawking dan Turok's, memikirkan ruang-waktu sebagai sebuah kerucut dengan ujung yang mengarah ke bawah. Waktu berlari ketinggian kerucut sementara ruang berjalan sekitar lebar kerucut. Kedua bertemu bersama di ujung, atau singularitas. Sekarang kelancaran keluar dari ujung kerucut dengan menggantinya dengan instanton bulat. sehingga berakhir dengan gambaran  mirip dengan yang berikut: 


Karena bagian bawah kerucut menjadi horizontal, perbedaan antara ruang dan waktu berkurang. Waktu telah diambil pada sifat ruang; arah waktu mengikuti arah yang sama ruang.


Bukti Alam Semesta sedang Berekspansi

Pecobaan diatas menunjukkan terjadinya perluasan alam semesta. Salah satu cara untuk memahami konsep alam semesta yang mengembang adalah untuk menarik titik – titik yang mewakili galaksi. Pada balon. Seperti balon mengembang, setiap titik bergerak menjauh dari yang lain. Untuk orang yang melihat alam semesta dari galaksi, semua galaksi lain akan tampak surut. Galaksi – galaksi jauh tampaknya bergerak jauh lebih cepat dari yang dekat yang menunjukkan hukum Habbie. Kebanyakkan astronom sekarang percaya bahwa perluasaan ini akan terus berlanjut selamanya.
            Setelah ekspansi awal era inflasi berakhir, alam semesta terus berkembang lebih lambat. Model inflasi memprediksi bahwa alam semesta adalah pada batas antara terbuka dan tertutup. Jika alam semesta terbuka, maka akan terus memperluas selamanya. Jika alam semesta tertutup, perluasan alam semesta pada akhirnya akan berhenti dan alam semesta akan mulai berkontraksi sampai runtuh. Apakah alam semesta terbuka atau tertutup tergantung pada kepadatan, atau konsentrasi massa, di alam semesta. Jika alam semesta ini cukup padat, ditutup.

Para ilmuwan menggembangkan model teoritis untuk menunjukkan bagaimana struktur alam semesta, seperti kelompok galaksi, telah terbentuk. model materi gelap panas, materi gelap dingin, atau campuran keduanya. Hal ini terlihat akan memberikan gaya gravitasi yang diperlukan untuk membawa struktur besar seperti kelompok galaksi bersama-sama. Teori-teori yang mencakup materi gelap cocok dengan pengamatan, meskipun tidak ada tentang jenis atau tipe materi gelap yang harus disertakan.

Teori Ledakakan Besar  (Big-Bang Theory)
1. Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory)

Teori Big Bang yaitu teori yang bisa diterima secara ilmiah sekarang untuk menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta (universe).Teori ini berbunyi:
“ Alam semesta diciptakan kira-kira 15.000.000.000 (lima belas milyar) tahun yang lalu,kejadiannya berawal dari meledaknya atom prima atau atom awal (Primeval Atom). Ledakan itu sangat besar dan dasyat yang menyebabkan berhamburannya seluruh isi (Materi dan energi)atom prima itu ke segala arah.Sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta, berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat).

Berdasarkan pemodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat yang mengembang pesat, secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.


Dengan dasar teori Big Bang itu, para ahli sekarang berhasil mereka ulang pembentukan alam semesta dari waktu ke waktu, dimulai dari peristiwa Big Bang bahkan saat ini mereka dapat memperkirakan bagaimana bentuk alam semesta ini beberapa abad nanti, contohnya jika Galaksi Bimasakti (Milkyway) tempat kita berpijak dan galaksi tetangga yang paling dekat yaitu Galaksi Andromeda akan saling bergerak mendekat dan suatu saat mereka akan bertabrakan.

2. Proses Terbentuknya Alam Semesta
Setelah terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi, dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis. Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon, neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api). Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap ini, inti atom hidrogen, helium dan litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya alam semesta mulai memasuki tahap suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron yang bermuatan negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan helium yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral.
Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan suhunya juga semakin mendingin.Proses pengembangan alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang tinggi. Daya gravitasi mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk akibat Big Bang, sehingga menciptakan gumpalan-gumpalan awan gas. Saat gumpalan-gumpalan ini semakin memadat, inti gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipat-lipat dengan suhu yang juga terus meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai bentuk awal sebuah bintang. Saat semua kantong-kantong gas mengalami proses serupa maka kelompok bintang-bintang muda ini membentuk menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi). Seluruh proses di atas, dari Big Bang hingga terbentuknya planet, bintang serta galaksi berlangsung dalam kurun waktu milyaran tahun.Seperti halnya proses pembentukan bintang-bintang yang lain, bintang kita, yang kita kenal dengan nama Matahati (sun) juga terbentuk dari gumpalan atau kantong awan gas. Gumpalan awan gas yang berbentuk piringan yang sangat luas ini beterbangan berputar-putar. Bagian tengahnya mulai padat dan memanas untuk kemudian menyala menjadi bintang sementara materi sisa disekelilingnya saling bertumbukan, menyatu dan menggumpal membentuk planet-planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi yang merupakan bagian kecil dari material yang menggumpal ini menjadi planet ke tiga. Dengan suhunya yang relatif lebih dingin, memungkinkan terbentuknya atmosfer pendukung kehidupan.

3.      Pendukung Teori Big Bang
Teori Big Bang ini diajukan oleh Georges Lemaitre pada tahun 1927, dia adalah seorang pendeta sekaligus ahli matematika dari Belgia. Bertahun-tahun kemudian, Edwin Hubble menetapkan teori bahwa : Galaksi-galaksi di alam semesta ini semuanya bergerak menjauhi pusat alam semesta dengan kecepatan yang sangat tinggi atau dapat dikatakan bahwa alam semesta ini mengembang kesegala arah. Apa yang dikemukakan Hubble ini menguatkan teori Big Bang-nya Lemaitre. Teori Big Bang juga memprediksikan bahwa ledakan Big Bang telah meninggalkan seberkas cahaya radiasi (“background” radiation) dan pada tahun 1964, Arno Penzias dan Robert Wilson berhasil menemukan radiasi pertama ini, persis seperti yang diprediksikan dalam teori Big Bang.



4. Terbentuknya Materi Padat
Setelah big bang sampai 300.000 tahun kemudian, bentuk materi masih berupa gas. Dari gumpalan-gumpalan gas ini selanjutnya bintang-bintang berukuran sangat besar mulai terbentuk tetapi hanya berusia pendek karena kemudian meledak (supernova). Setelah meledak gas-gasnya menggumpal lagi, menjadi padat, kemudian menyala dan terbentuk bintang-bintang lagi yang berukuran lebih kecil, meledak kembali, demikian terus menerus untuk beberapa kali sampai akhirnya terbentuk materi-materi berat di inti bintang-bintang yang meledak.
Materi-materi padat inilah yang kemudian membentuk benda-benda di alam semesta seperti yang sekarang ini seperti planet-planet dll bahkan unsur-unsur pembentuk tubuh kita sebagian besar dari materi-materi berat ini.
 Jadi, materi-materi padat dibentuk di dalam inti bintang melalui proses fusi nuklir (peleburan / penyatuan materi nuklir) dan dimulai dari materi-materi ringan seperti hidrogen dan helium. Sementara materi-materi yang lebih berat seperti karbon, oksigen, nitrogen hingga besi dibentuk di dalam inti bintang karena memang suhu dan tekanannya lebih memungkinkan. Materi-materi ini terlempar ke luar angkasa saat bintang-bintang tersebut meledak.
Teori big bang menyatakan bahwa alam semesta pernah sangat kompak, padat, dan panas. Beberapa acara yang asli, sebuah ledakan kosmik yang disebut big bang, terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu, dan alam semesta sejak itu telah berkembang dan pendinginan.
Menurut teori big bang, alam semesta berkembang pesat dalam mikrodetik pertama. Sebuah gaya tunggal ada pada awal alam semesta, dan alam semesta mengembang dan didinginkan, gaya dipisahkan menjadi yang kita kenal sekarang: gravitasi, elektromagnetisme, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. teori yang disebut teori elektrolemah sekarang menyediakan penjelasan terpadu elektromagnetisme dan teori gaya lemah nuklir (lihat Unified Field Teori). Fisikawan sekarang mencari teori unifikasi grand juga menggabungkan gaya nuklir kuat. teori String berusaha untuk menggabungkan gaya gravitasi dengan tiga kekuatan lain, memberikan teori dari segala sesuatu (TOE).

Menurut model ledakan dahsyat, alam semesta mengembang dari keadaan awal yang sangat padat dan panas dan terus mengembang sampai sekarang. Secara umum, pengembangan ruang semesta yang mengandung galaksi-galaksi dianalogikan seperti roti kismis yang mengembang. Gambar di atas merupakan gambaran konsep artis yang mengilustrasikan pengembangan salah satu bagian dari alam semesta rata.


Cosmic Microwave Background
CMB adalah radiasi elektromagnetik dengan frekuensi pada daerah gelombang radio. CMB pertama kali terdeteksi secara tidak sengaja oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965 yang sedang melakukan riset untuk memperbaiki transmisi data komunikasi untuk kepentingan industri. Mereka mendapat kesulitan untuk menghilangkan gelombang gangguan (noise) pada daerah gelombang radio yang diterima antena mereka dari segala arah. Segala cara sudah dilakukan, termasuk mengusir burung-burung yang bersarang di bagian dalam antena dan membersihkan dari kotorannya. Selain mengukur temperatur, satelit COBE juga “memotret” CMB dan menemukan fluktuasi kecil temperatur pada CMB (anisotropi CMB). Fluktuasi ini kemudian dipelajari sebagai indikasi bagaimana materi dan radiasi terdistribusi saat alam semesta masih sangat muda. Pemahaman ini adalah kunci untuk memahami bagaimana galaksi dan struktur berskala besar pengisi alam semesta kita terbentuk.





Sejarah awal alam semesta

Alam semesta merupakan sebuah daerah yang sangat besar, terisi dengan banyak hal yang bisa mengejutkan kita, termasuk hal-hal yang jauh dari bayangan kita. Teori kosmologi modern dimulai oleh Friedman pada tahun 1920 dan dikenal juga sebagai model kosmologi standar. Model kosmologi standar dimulai dengan prinsip dalam skala besar alam semesta homogen dan isotropis serta pengamat tidak berada pada posisi yang istimewa di alam semesta. Model ini juga menyatakan bahwa alam semesta seharusnya mengembang dalam jangka waktu berhingga, dimulai dari keadaan yang sangat panas dan padat. Bintang merupakan salah satu objek yang bisa langsung dikenali saat kita melihat langit, tentu saja disamping bulan dan planet. Bintang sendiri memiliki beberapa tipe dan kelas, namun seringnya saat melihat bintang, kita akan langsung membandingkannya dengan Matahari.
 Bintang-bintang yang ada di langit terikat satu sama lainnya dalam suatu ikatan gravitasi yang membentuk galaksi Bima Sakti. Tapi Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta. Bima Sakti hanya merupakan satu dari miliaran galaksi yang ada dalam observable universe, yakni seluruh lokasi yang telah mempengaruhi kita semenjak munculnya big bang, dengan asumsi kecepatan cahaya berhingga.
Secara umum ada 3 model alam semesta yang dikenal, yakni alam semesta tertutup, alam semesta datar dan alam semesta mengembang. Yang menarik adalah, pada tahun 1929 Edwin Hubble menemukan kalau galaksi-galaksi jauh bergerak saling menjauh satu sama lainnya, dan memberikan adanya gambaran kalau alam semesta ternyata tidak tetap melainkan mengembang.
Namun sesungguhnya, alam semesta yang kita lihat saat ini berbeda jauh dengan masa lalu. Jika manusia mengalami yang namanya pertumbuhan dari bayi sampai dewasa, alam semesta juga demikian. Di awal sejarahnya, alam semesta merupakan daerah yang sangat panas dan padat. Suatu keadaan yang berbeda jauh dari alam semesta yang ada saat ini yang sudah sangat layak menjadi tempat hunian.
Jika kita menelaah ke masa lalu, maka akan ditemukan pada saat awal sejarah alam semesta, keadaanya yang panas tidak memungkinkan adanya atom, karena elektron bergerak bebas dan pada keadaan yang lebih awal lagi, nuklei terpisah menjadi proton dan netron, dan alam semesta merupakan plasma yang luar biasa panas yang terdiri dari partikel-partikel sub nuklir. Jika kita telusuri lebih jauh lagi ke awal alam semesta maka akan ditemukan kalau alam semesta memiliki titik awal yang dikenal sebagai dentuman besar atau ledakan besar.
Namun dalam sejarah pengembangannya, ada beberapa periode singkat saat alam semesta masih berusia sekitar 1 menit dimana proton dan netron tersintesis menjadi nuklei ( helium, deutrium, dan lithium, bersamaan dengan proton-proton tunggal yang membentuk nukeli hidrogen). Kemudian elektron bergabung dengan nuklei membentuk atom saat alam semesta berusia sekitar 370 000 tahun. Pada titik inilah alam semesta menjadi transparan dan dari radiasi foton yang lepas kita bisa mendapatkan informasi tentang alam semesta.
Pada saat alam semesta mengembang panjang gelombang mengalami pergeseran menjadi lebih panjang, sehingga temperatur radiasi menurun sampai sekitar 3 derajat Kelvin, membentuk apa yang kita kenal sebagai cosmic microwave background (CMB). CMB sendiri bisa dinyatakan sebagai emisi yang datang dari alam semesta yang masih sangat muda dan partikel berada dalam keadaan setimbang termodinamik sempurna. CMB menjadi sangat penting, karena CMB merupakan petunjuk yang membawa informasi alam semesta dini. Hasil CMB menunjukkan adanya homogenitas atau keseragaman yang tinggi dalam distribusi temperatur alam semesta.
Isi alam semesta sendiri cukup beragam, bukan hanya apa yang bisa terlihat. Dari yang terdeteksi, ternyata alam semesta ini 5% terdiri dari materi (atom yang membentuk bintang, gas, debu, dan planet). Dan ada 25 % dari alam semesta yang terisi oleh materi gelap, partikel baru yang bahkan beum bisa dideteksi oleh laboratorium manapun di bumi ini. Sementara 70% alam semesta diisi oleh energi gelap, yang terdistribusi merata dan energi ini pun masih menjadi sbeuah misteri yang tak terpecahkan bagi dunia sains. Energi gelap diperkirakan merupakan energi vakum yang tak terpisahkan dari ruang waktu atau mungkin bisa juga sesuatu yang jauh lebih eksotik dari itu.
Inflasi alam semesta merupakan pengembangan alam semesta secara eksponensial dalam waktu yang sangat singkat saat alam semesta dini. Bahkan satu kedipan matapun lebih lambat dari inflasi alam semesta. Inflasi terjadi dalam waktu kurang dari 1 detik. Inflasi diperlukan untuk memecahkan masalah kurvatur alam semesta maupun masalah horizon. Dengan adanya inflasi maka horizon alam semesta bisa diperbesar sampai keadaan dimana partikel-partikel berada dalam lingkup horizon dan bisa slaing berkomunkiasi.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Alam semesta merupakan sebuah daerah yang sangat besar, terisi dengan banyak hal yang bisa mengejutkan kita, termasuk hal-hal yang jauh dari bayangan kita. Jika gambaran besar alam semesta kita majukan dari Big Bang, maka akan kita temukan kalau alam semesta mengembang dari plasma yang panas dan padat menjadi alam semesta yang cukup dingin yang terlihat saat ini. CMB adalah radiasi elektromagnetik dengan frekuensi pada daerah gelombang radio. Secara umum ada 3 model alam semesta yang dikenal, yakni alam semesta tertutup, alam semesta datar dan alam semesta mengembang.


DAFTAR PUSTAKA

Tjasyono, B., 2006, Ilmu Kebumian dan Entariksa, Rosdakarya, Bandung
http://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat. diakses tanggal 23 november 2011




Tidak ada komentar:

Posting Komentar