Jumat, 16 November 2012

ESAI PEMBAGIAN LOGIS

Dampak Gigitan Aedes Agypti

            Aedes agypti merupakan jenis nyamuk yang menyebarkan virus melalui gigitan pada kulit tubuh. Nyamuk aedes agypti biasanya mencari mangsa pada siang hari, mereka mencari mangsa untuk memenuhi kebutuhan perkembangan telur nyamuk betina. Nyamuk aedes agypti dapat mengakibatkan penyakit demam berdarah ( DBD ) dan cikungunya. Esai ini membahas penyakit DBD dan cikungunya yang sebenarnya disebabkan oleh virus yang berbeda, namun memiliki satu sumber penyebaran yaitu nyamuk aedes agypti.
                Nyamuk aedes agypti menyebarkan virus dengue yang mengakibatkan seseorang terserang penyakit DBD. Penyakit DBD umumnya ditandai dengan demam yang datang secara tiba –tiba yang terjadi dalam 2-7 hari disertai timbulnya bintik – bintik merah pada kulit. Penderita DBD akan merasa sakit perut disertai mual pada awal terjangkit virus ini. Penyakit ini memiliki gejala klinis yang terbagi menjadi dua fase yaitu fase febris dan afebris ( krisis ). Pada fase febris penderita DBD akan merasa dehidrasi dan mengalami kejang demam, namun saat memasuki fase afebris penderita akan mengalami penurunan suhu. “ Turunnya panas pada demam berdarah bukan berarti penyakit sembuh. Banyak yang keliru mengira penderita sudah sembuh karena demamnya sudah turun, padahal bisa saja saat itu sedang tejadi penurunan trombosit dan berkurangnya cairan didalam sel tubuh “ menurut ginanjar genis ( 2006 : 134 ). Jika hal tersebut dibiarkan penderita akan mengalami gangguan fungsi multi organ mengakibatkan kematian.
            Cikungunya termasuk penyakit yang disebabkan oleh virus cikungunya yang disebarkan oleh nyamuk aedes agypti. Pada umumnya gejala penyakit cikungunya sama seperti penyakit DBD. Namun dampak penyakit ini lebih cepat dirasakan dibandingkan dengan penyakit DBD yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit cikungunya di awali dengan demam tinggi sekitar 39  C. Gejala khas penyakit cikungunya adalah nyeri pada persendian otot, mulai dari nyeri ringan hingga nyeri berat yang dapat mengakibatkan penderita tidak dapat berjalan. Rasa nafsu makan pun akan hilang jika penderita positif terinfeksi virus cikunguya. Ruam merah pada penyakit Chikungunya agak berbeda dengan penyakit DBD, pada penyakit Chikungunya ruam merahnya lebih melebar dan sedikit timbul sehingga kulit terasa sedikit lebih tebal dari keadaan normal. Penyakit cikungunya tidak berpotensi berakhir dengan kematian tetapi penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen pada penderita jika tidak segera diatasi.
            Penyakit - penyakit yang ditimbulkan oleh gigitan nyamuk aedes agypti mamiliki dampak dan gejala yang berbeda – beda. ( Uyainah Anna, 2010 : 12 ) menjelaskan, “ Istirahat dan asupan cairan yang cukup merupakan dua hal yang sangat penting dapat dilakukan untuk mengatasi pasien DBD dan cikungunya. Bila pasien tidak dirawat sebaiknya minum setiap satu jam sekali sebanyak satu gelas, tapi bila tidak memungkinkan minum sebanyak itu lebih baik penderita dirawat untuk diberikan cairan melalui infuse”. Meskipun penyakit cikungunya tidak berdampak pada kematian tetapi tetap saja harus diwaspadai.

DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar, genis. 2006. Demam Berdarah. Bandung: PT Mizan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar