Jumat, 16 November 2012

Wacana Eksposisi


Batik Budaya Indonesia
Batik merupakan salah satu hasil kerajinan masyarakat Indonesia. Batik berasal dari kata Jawa amba ( menulis ) dan titik ( juga berarti titik dalam bahasa Indonesia ). Selain itu ada juga yang mengartikannya sebagai menghamba pada titik. Memang titik merupakan desain dominan pada batik. Di Museum Nasional dapat kita lihat detail motif batik pada penggambaran kain pada patung-patung batu yang berasal dari abad ke 8 ( contoh patung - patung  yang berasal dari candi Prambanan ), maupun pada patung-patung yang berasal dari abad ke 13 (Singosari) dan abad ke 14 (Majapahit). Penulisan pertama tentang pembuatan batik di Jawa berasal dari pencatatan keraton di Jawa Tengah pada abad ke 16 (Aspects of Indonesian Culture).
Batik mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi. Pada awalnya tradisi membatik merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Motif batik parang rusak  misalnya,  motif ini merupakan batik sakral yang hanya dipergunakan di lingkungan kraton. Warna batik pada motif ini bisa menentukan asal kraton pemakainya, apakah dari Kraton Solo atau dari Kraton Jogja.

Selain membawa arti simbolis, batik juga memperlihatkan kekayaan budaya serapan Indonesia. Di Museum Nasional kita bisa melihat perbedaan antara batik pesisir yang terpengaruhi oleh budaya Cina, budaya Islam, maupun pengaruh pendudukan Belanda yang memang pada waktu itu juga menghasilkan batik Belanda.
Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia khususnya jawa. Zaman dahulu perempuan-perempuan Jawa menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya batik cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak mega mendung, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Berbagai corak batik Indonesia menandakan adanya berbagai pengaruh dari luar mulai dari kaligrafi Arab, burung phoenix dari Cina, bunga ceri dari Jepang, sampai burung merak dari India atau Persia. Tradisi membatik Indonesia juga diturunkan dari generasi ke generasi. Ini memperlihatkan batik terkait dengan identitas budaya rakyat indonesia. Berbagai arti simbolik dari warna dan corak mengekspresikan kreativitas dan spiritual rakyat Indonesia.
Batik merupakan kebudayaan Indonesia yang harus tetap dijaga kelestariannya. Membatik merupakan suatu kegiatan positif yang  memiliki manfaat besar. Jadi, para generasi muda jangan malu untuk belajar membatik karena dengan belajar membatik mereka turut berpartisipasi dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Dengan menggunakan pakaian bermotif batik dapat menjadi salah satu cara pelestarian budaya ini.

1 komentar: